Viral “Kelamin Besar”, Mengapa Hubungan Seks Bisa Bangkitkan Epilepsi?



Sebuah kasus unik terjadi di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Seorang mertua melaporkan menantunya ke polisi karna diduga menjadi penyebab meninggalnya sang putri.

Nedi Sito (55), warga Dusun Brukan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo melaporkan sang menantu karna dianggap punya organ vital ‘jumbo’ yang menyebabkan wafatnya sang anak, Jumantri (23). Jumantri meninggal tanggal 25 Februari 2019 lalu.

Jumantri dan suaminya diketahui berhubungan badan sebelumnya hingga Jumantri diketahui meninggal. Jasad Jumantri sudah diperiksa pihak medis dan dinyatakan meninggal karena penyakit epilepsinya kambuh. Kasus berakhir damai, Nedi juga mencabut laporannya dan sudah melihat organ vital sang menantu normal-normal saja.

Fenomena meninggalnya seseorang akibat kambuhnya epilepsi saat bercinta adalah fenomena langka. Epilepsi biasanya muncul karena dipicu rangsangan cahaya, musik dan gangguan kognitif. Fenomena ini kemudian diteliti oleh dua orang doktor berkebangsaan India.

SP Chaukimath, dari Departemen Psikiatri, Shri B.M. Perguruan Tinggi Kedokteran Patil, Universitas BLDE, Vijayapura bersama PS Patil, Internee dari Departemen Kedokteran, Institut Penelitian dan Perguruan Tinggi Kedokteran Bangalore, Bengaluru, Karnataka, India pada tahun 2015 merilis penelitiannya yang berjudul “Orgasm Induced Seizures: A Rare Phenomenon”

Mereka melaporkan seorang pria berumur 36 tahun. Selama 10 tahun, dia dan istrinya berhubungan seks dengan normal. Kemudian suatu malam dia ejakulasi dan jatuh tak sadarkan diri. Anggota tubuhnya mulai tersentak-sentak. Kejang-kejang berlangsung selang seling dalam beberapa menit.

Saat kejang-kejang muncul, kepala terasa berat dan perasaan bingung setelah sadar. Kejadian ini juga terus berlanjut setelah berhubungan seksual dan ejakulasi yang membuat ia dan istrinya mengurangi frekuensi hubungan badan.

Orgasme yang memicu kejang jarang dilaporkan meskipun berbagai rangsangan sensorik dan kognitif lainnya dikenal dalam refleks epilepsi . Sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita dan mereka biasanya kejang parsial kompleks dengan lokalisasi di belahan otak kanan.

Berbagai kerusakan jaringan seperti jaringan parut posttraumatic, sclerosis hippocampal terungkap pada saat melakukan neuroimaging. Diketahui kejang-kejang ini timbul dari belahan kanan dimana pengalaman seksual manusia tersimpan. Perubahan otonom selama orgasme dapat memicu kejang dari daerah epileptogenik.



Artikel Terkait