Christopher Lee Kwan Chen, berumur 31 tahun, dokter
berkewarga negaraan Malaysia yang sedang bekerja di Australia berstatus dalam
penyidikan otoritas berwenang setelah berulang - ulang melontarkan kalimat tidak
patut soal perempuan, seperti menyerukan perempuan supaya diperkosa.
Selasa, 30 April 2019, Lee juga diketahui telah mengunggah
foto-foto kekerasan seksual dan membagikan prosedur medis yang dilakukannya
serta hasil x-ray pasien di forum online. Lee mengakui telah melakukan semua
perbuatan itu.
Lee kuliah kedokteran di Negara Kangguru dan mulai bekerja
di Rumah Sakit Box Hill di Victoria, Australia pada 2018. Sebelumnya, dia
bertugas di wilayah Tasmania
Akibat perbuatannya tersebut, praktiknya sebagai tenaga
kesehatan sudah dibekukan selama enam pekan terhitung mulai dari awal April
2019. Dengan pembekuan praktiknya menjadi tenaga kesehatan itu, maka Lee tidak boleh
berpraktik di wilayah mana pun di Australia.
Pembekuan izin praktik Lee sebagai dokter awalnya akan
diberlakukan mulai Mei 2019 untuk memberikan rumah sakit tempat Lee bekerja
waktu mencari dokter pengganti. Tapi derasnya desakan publik terkait komentar
online-nya yang tidak bagus, membuat pembekuan izin kerja Lee diputuskan per
April ini.
Diantara komentar-komentar Lee yaitu ‘beberapa perempuan
pantas diperkosa’, ‘pelacur itu pantas dibegitukan’ dan kalimat ‘dia pantas
ditinggal di India dan berulang kali di perkosa agar idenya muncul’.
Sidang etik kedokteran Australia sebelumnya sudah memerintahkan
agar Lee menjalani pelatihan beretika di sosial media. Tapi putusan itu tidak membuatnya
jera. Sebaliknya, dia juga masih terus mengunggah secara online kalimat tidak patut.Ia
bahkan menuliskan kalau otoritas Malaysia dan Australia tidak bisa menahannya
untuk hal-hal yang di sampaikannya pada forum warga Singapura.
Lee juga mengumbar kehidupan seksnya bersama istrinya. Dia
mengunggah foto-foto istrinya dalam pose tak baik dan memberikan komentar yang
mengerikan.
Saat ini beredar sebuah petisi online yang menyerukan agar
izin praktik Lee sebagai dokter langsung dicabut. Petisi itu dipimpin oleh
Justine Brooks, CEO lembaga bantuan korban kekerasan seksual, dan sudah
ditanda-tangani 1.400 orang.