Awas Menular, Ini Tips Hubungan Seks bagi Pengidap Herpes Genital




Hubungan seksual bagi pasangan suami istri ialah menjadi kebutuhan. Namun, aktivitas ini akan menjadi hal yang sangat menakutkan ketika salah satu pasangan menderita penyakit menular seperti herpes genital. Lalu, bagaimana cara yang paling aman bercinta bagi pasangan itu?

Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Anthony Handoko, Sp.KK,FINSDV mengatakan jika untuk pencegahan penularan penyakit ini bisa dilakukan dengan konsep ABC. A untuk "abstinence" atau tidak melakukan kontak seksual selain dengan pasangan, B untuk "be faithful" atau setia pada pasangan, dan C untuk "condom" yang sangat berarti menggunakan kondom setiap melakukan hubungan seksual dengan pasangan.

Tapi, penggunaan kondom ternyata tak dapat menjamin pasangan bebas dari penularan. Alat pengaman seksual ini hanya bisa untuk melindungi pada bagian yang tertutup saja. Virus herpes simpleks penyebab penyakit ini masih bisa menulari bagian yang tak tertutup.


Hal itu juga ditegaskan oleh pakar kulit dan kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusomo, Dr dr Wresti Indriatmi, Sp.KK (K), M.Epid. “Kondom tak 100 persen mencegah penularan, hanya saja melindungi bagian yang tertutup saja,” ujar dia dalam diskusi "Tanggap Herper Genital: Kenali Penyakitnya, Waspadai juga Penularannya" yang diselenggarakan Klinik Pramudia di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2019.

Lalu, bagaimana menghindari risiko penularan? Jalan satu-satunya memang tak melakukan hubungan seksual. Persoalannya adalah, virus HSV ini tak bisa hilang dari tubuh seumur hidup. Jadi sewaktu-waktu penyakit ini bisa kambuh. Dan juga penyakit ini masih bisa menular meskipun sedang tak kambuh. Apakah itu berarti pasien herpes genital tak boleh berhubungan seksual seumur hidup?

Menurut Wresti, pasangan suami istri yang salah satunya menderita herpes genital tetap bisa berhubungan seksual. “Saya anjurkan tak apa-apa melakukan hubungan seksual. Kami hanya mengingatkan bahwa pasti ada risiko penularan, tergantung daya tahan tubuh. Namun jika pada orang dewasa penyakit ini kan tidak bikin meninggal dunia atau menyebabkan kanker,” ujar dia.

Selain itu, kata Wresti, penyakit ini tak terlalu mengganggu saat tak kambuh atau remisi. “Dia hanya mengganggu saat kambuh,” kata dia.



Artikel Terkait