Kriteria Hubungan Seks yang Bikin Pasangan Suami & Istri Bahagia



Tiap pasangan suami istri (pasutri) pastinya sangat menginginkan sesi bercinta yang menyenangkan. Alhasil, mereka merasa sangat bahagia setelah bercinta. Namun , Bunda dan Ayah tahu tidak? Kesenangan pada saat berhubungan seks bukan satu-satunya faktor yang bikin pasutri bahagia.

Berdasarkan studi yang dipublikasi di journal Science, hubungan seks yang sangat menyenangkan bukan satu-satunya penentu kebahagiaan pasangan. Berdasarkan studi yang dilakukan Matthew Killingsworth dan timnya dari Harvard University, rasa bahagia muncul pada saat seseorang benar-benar merasa dekat dengan pasangan saat di ranjang.

Termasuk pada saat pasangan terhubung amat erat secara fisik, lalu ketika perhatian sepenuhnya tercurahkan," ungkap profesor psikologi yang tak terlibat pada penelitian, Alan Fogel, dilansir Psychology Today.

Studi ilmiah menunjukkan jika pasangan bercinta lalu terganggu oleh pikiran, keraguan, perselisihan, dan penilaian negatif kepada diri sendiri, kegiatan di ranjang jadi tak membahagiakan. Padahal, menurut Fogel sangat penting untuk pasangan menghabiskan waktu berdua secara intim setelah aktivitas seharian.

"Jadi, meski Anda dan pasangan tak merasa terlalu puas dalam hubungan seksual itu, tapi selama Anda berdua terhubung, saling berbagi, dan benar-benar hadir, hubungan pernikahan bisa menjadi lebih erat," kata Fogel.

Bahkan, kata Fogel sebuah studi menunjukkan jika kehadiran pasanganlah yang membuat sesi di ranjang membahagiakan, tidak melulu tentang kesenangan di kamar tidur.

Sementara ini, menurut Dr.Derek Cox yang pernah menjabat menjadi Director of Public Health di Dumfries dan Galloway NHS, mengatakan ada kaitan antara kebahagiaan juga dengan kesehatan. Dengan kata lain, kebahagiaan bisa menjadi salah satu prediktor kondisi kesehatan seseorang.

Sebuah studi telah menunjukkan jika orang yang lebih bahagia melakukan proteksi lebih baik pada risiko penyakit jantung dan stroke," ungkap Cox melansir dari reset.me.

Stres, yang juga bisa berefek buruk untuk kondisi tubuh dan juga biologis seseorang bisa memicu gaya hidup yang tidak sehat. Maka dari ini, dengan merasa bahagia, setidaknya seseorang juga lebih gampang mengubah gaya hidupnya menjadi cukup baik.



Artikel Terkait